BELAJAR ISLAM
Posted by KANG ROHELI on 19.33 with No comments
Berkata benar memang bisa datang dari siapa saja. Bahkan syaitan saja pernah mengajarkan tentang ayat kursi kepada Abu Hurairah dan apa yang diajarkan syaitan kepada Abu Hurairah ini ternyata benar. Lihat kisahnya di sini >>
Akan tetapi, dalam hal memilih dan mempelajari sebuah aqidah atau keyakinan, jangan sampai kita salah melangkah dan salah memilih karena hanya agama Islamlah yang benar dan diridhai oleh Allah Ta'ala. Hal ini sebagaimana yang difirmankan oleh Allah Ta'ala:
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
"Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah kuridhai Islam itu jadi agama bagimu." (Q.S. Al-Ma'idah:3)
Dalam ayat lain, Allah Ta'ala berfirman:
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
"Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah kuridhai Islam itu jadi agama bagimu." (Q.S. Al-Ma'idah:3)
Dalam ayat lain, Allah Ta'ala berfirman:
"Agama yang diterima di sisi Allah hanyalah Islam". (Q.S. Al-Imran:19)
Lantas, mengapa banyak Islam yang berkelompok-kelompok?
Memang pada realitanya, banyak sekali orang yang mengaku ber-ittiba' (mengikuti) dan memahami Al-Quran dan Al-Hadits. Sebagaimana orang-orang filosof dan orang-orang sufi mengatakan "Kami adalah orang yang ber-ittiba' terhadap Al-Quran dan Al-Hadits dan memahaminya." Para pengikut filsafat memang mengikuti Al-Quran dan Al-Hadits. Akan tetapi, mereka menjadikan nash-nash Al-Quran dan Al-Hadits, tunduk pada tuntutan akal mereka. Dengan demikian, mereka sebenarnya telah meninggalkan Al-Quran dan Al-Hadits dan menjadikan akal mereka sebagai Tuhan. Para pengikut sufi juga mengikuti Al-Quran dan Al-Hadits, namun mereka menjadikan nash-nash keduanya tunduk kepada perasaan mereka. Dengan demikian, mereka pun meninggalkan Al-Quran dan Al-Hadits dan menjadikan perasaan mereka sebagai Tuhan.
Kedua pemahaman di atas merupakan contoh bahwa perpecahan telah terjadi pada umat Islam menjadi berkelompok-kelompok. Sehingga, mengapa umat Islam bisa berpecah-belah? Tidak lain hal ini disebabkan karena manusia bersandar pada dirinya dalam memahami Al-Quran dan Al-Hadits. Namun, mereka tidak menyadari bahwa fikiran manusia berbeda-beda dan tidak seragam. Di samping itu, kemampuan manusia dalam memahami Al-Quran dan Al-Hadits sangat terbatas. Tidak ada satu akalpun yang sempurna, demikian juga tidak ada seorangpun yang terlepas dari kesalahan. Sehingga jadilah manusia yang berpecah belah sesuai dengan pemikiran mereka masing-masing.
Lalu, Bagaimana cara memahami Islam yang benar?
Setelah melihat realita yang ada, kita dapat mengetahui bahwa tidak semua orang yang belajar Al-Quran dan Al-Hadits mendapat nikmat Islam dalam hatinya selama tidak memahami Al-Quran dan Al-Hadits dengan benar.
Syaikh Abdul Malik Ramadhani menjelaskan bahwa manusia yang paling utama yang telah Allah beri nikmat ilmu dan amal adalah para sahabat Rasulullah Shalallahi 'alaihi wasallam, karena mereka mendapat petunjuk langsung dari Rasulullah Shalallahi alaihi wasallam yang mulia. Dengan demikian, pemahaman dan penafsiran merekalah yang paling selamat. Selain itu, mereka adalah generasi terbaik dari umat ini dalam memahami Al-Quran dan Al-Hadits serta mengamalkannya.
"Sebaik-baik umat ini adalah generasiku, dan orang-orang yang mengikuti mereka, kemudian orang yang mengikuti mereka." (Muttafaqun 'alaihi/HR. Bukhori Muslim)
Yang dimaksud dengan generasiku adalah para sahabat beliau (Muhammad Rasulullah). Generasi orang yang mengikuti para sahabat dalam memahami Al-Quran dan Al-Hadits adalah tabi'in dan orang yang mengikuti tabi'in adalah tabi'ut tabi'in.
Para Shahabat merupakan kaum yang dipilih oleh Allah untuk menemani nabiNya dan menegakkan agamaNya.
Oleh karena itu, kita wajib mengambil ilmu Syar'i (Agama) dan pemahamannya dari mereka dan para ulama yang berjalan di atas manhaj mereka dalam beragama.
Rujukan:
https://muslimah.or.id/64-saatnya-memahami-islam-dengan-benar.html.
Lantas, mengapa banyak Islam yang berkelompok-kelompok?
Memang pada realitanya, banyak sekali orang yang mengaku ber-ittiba' (mengikuti) dan memahami Al-Quran dan Al-Hadits. Sebagaimana orang-orang filosof dan orang-orang sufi mengatakan "Kami adalah orang yang ber-ittiba' terhadap Al-Quran dan Al-Hadits dan memahaminya." Para pengikut filsafat memang mengikuti Al-Quran dan Al-Hadits. Akan tetapi, mereka menjadikan nash-nash Al-Quran dan Al-Hadits, tunduk pada tuntutan akal mereka. Dengan demikian, mereka sebenarnya telah meninggalkan Al-Quran dan Al-Hadits dan menjadikan akal mereka sebagai Tuhan. Para pengikut sufi juga mengikuti Al-Quran dan Al-Hadits, namun mereka menjadikan nash-nash keduanya tunduk kepada perasaan mereka. Dengan demikian, mereka pun meninggalkan Al-Quran dan Al-Hadits dan menjadikan perasaan mereka sebagai Tuhan.
Kedua pemahaman di atas merupakan contoh bahwa perpecahan telah terjadi pada umat Islam menjadi berkelompok-kelompok. Sehingga, mengapa umat Islam bisa berpecah-belah? Tidak lain hal ini disebabkan karena manusia bersandar pada dirinya dalam memahami Al-Quran dan Al-Hadits. Namun, mereka tidak menyadari bahwa fikiran manusia berbeda-beda dan tidak seragam. Di samping itu, kemampuan manusia dalam memahami Al-Quran dan Al-Hadits sangat terbatas. Tidak ada satu akalpun yang sempurna, demikian juga tidak ada seorangpun yang terlepas dari kesalahan. Sehingga jadilah manusia yang berpecah belah sesuai dengan pemikiran mereka masing-masing.
Lalu, Bagaimana cara memahami Islam yang benar?
Setelah melihat realita yang ada, kita dapat mengetahui bahwa tidak semua orang yang belajar Al-Quran dan Al-Hadits mendapat nikmat Islam dalam hatinya selama tidak memahami Al-Quran dan Al-Hadits dengan benar.
Syaikh Abdul Malik Ramadhani menjelaskan bahwa manusia yang paling utama yang telah Allah beri nikmat ilmu dan amal adalah para sahabat Rasulullah Shalallahi 'alaihi wasallam, karena mereka mendapat petunjuk langsung dari Rasulullah Shalallahi alaihi wasallam yang mulia. Dengan demikian, pemahaman dan penafsiran merekalah yang paling selamat. Selain itu, mereka adalah generasi terbaik dari umat ini dalam memahami Al-Quran dan Al-Hadits serta mengamalkannya.
"Sebaik-baik umat ini adalah generasiku, dan orang-orang yang mengikuti mereka, kemudian orang yang mengikuti mereka." (Muttafaqun 'alaihi/HR. Bukhori Muslim)
Yang dimaksud dengan generasiku adalah para sahabat beliau (Muhammad Rasulullah). Generasi orang yang mengikuti para sahabat dalam memahami Al-Quran dan Al-Hadits adalah tabi'in dan orang yang mengikuti tabi'in adalah tabi'ut tabi'in.
Para Shahabat merupakan kaum yang dipilih oleh Allah untuk menemani nabiNya dan menegakkan agamaNya.
Oleh karena itu, kita wajib mengambil ilmu Syar'i (Agama) dan pemahamannya dari mereka dan para ulama yang berjalan di atas manhaj mereka dalam beragama.
Rujukan:
https://muslimah.or.id/64-saatnya-memahami-islam-dengan-benar.html.
Sehingga dalam hal ini sayapun merasa berkewajiban untuk berbagi situs atau link yang berkenaan dengan proses belajar ilmu syar'i (agama) yang sesuai dengan apa yang diajarkan oleh rasulullah dan difahami dengan benar oleh para sahabat rasulullah, tabi'in dan tabi'ut tabi'in beserta para ulama yang berjalan di atasnya.
Jangan kita melihat siapa orang yang menyampaikannya, akan tetapi perhatikanlah pada isi/pesan kebenaran yang disampaikan tanpa melihatnya secara subjektif.
Niatkanlah hati ini semata-mata hanya untuk mencari sebuah kebenaran dalam menggapai ridha Allah dan mintalah hidayah taufik kepada-Nya.
Maka, saya rekomendasikan anda untuk belajar agama di situs di bawah ini:
Konsultasisyariah
Muslim.or.id
dan situs-situs lain yang sejalan dengannya.
Demikian, semoga bermanfaat.
0 comments:
Posting Komentar
Tolong komentarnya berhubungan dengan artikel yang ada. Komentar yang mengarah ke tindakan spam akan dihapus atau terjaring secara otomatis oleh spam filter.